Banyak orang mengira trading itu cuma soal klik-klik tombol—buka posisi, tunggu naik lalu jual, kalau turun tinggal tambah modal, seolah-olah dengan begitu pasti untung?
Sadarlah.
Menambah posisi (averaging down/up) itu sama sekali bukan cuma soal “turun ya tambah”. Kamu harus tahu kapan menambah, seberapa banyak, dan kenapa menambah. Asal tambah tanpa perhitungan, cuma akan makin menjerat diri sendiri—baik posisi long maupun short, ujung-ujungnya sama: makin ditambah, makin terjebak, akhirnya posisi jadi terlalu berat sampai tak bisa bergerak.
Sudah terlalu sering lihat orang menatap grafik K-line, dalam hati bilang “turun sedikit lagi gue tambah”, akhirnya tambah terus sampai margin call. Ini bukan trading, ini cuma lempar koin tebak kepala atau ekor, untung rugi semua tergantung hoki.
Menambah posisi tanpa dasar logika, pada dasarnya hanya berjudi. Sementara para trader yang benar-benar bisa bertahan, sama sekali tidak mengandalkan keberuntungan, melainkan penguasaan ritme pasar dan disiplin yang ketat. Itulah kenapa, ada beberapa strategi yang kelihatannya mudah dipahami, tapi tidak mudah ditiru—karena pola pikir dan logika manajemen risikonya, tidak tampak di permukaan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
10
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
BearMarketBard
· 12-12 04:43
Selalu menambah sampai likuidasi, inilah cara paling sering saya lihat orang memberi uang, tidak ada yang lain
Lihat AsliBalas0
FastLeaver
· 12-12 03:31
Menambah posisi benar-benar seperti hidup-mati, saya telah melihat terlalu banyak orang yang meninggal karena ini.
Lihat AsliBalas0
ImpermanentSage
· 12-12 02:47
哈,又是一个劝世文。但说的没错啊,我身边那哥们就是这样,一路补到心态崩。
Balas0
UnluckyMiner
· 12-10 02:55
Itu terlalu menyayat hati, saya orang bodoh yang berada-baik saja sampai likuidasi
Lihat AsliBalas0
CountdownToBroke
· 12-09 05:52
Menambah posisi tanpa logika benar-benar sama saja dengan bunuh diri, seorang teman saya pernah kena likuidasi gara-gara seperti itu.
Lihat AsliBalas0
APY追逐者
· 12-09 05:49
Menambah margin sampai likuidasi itu benar-benar keterlaluan, saya sudah lihat terlalu banyak orang yang memang sama sekali tidak bisa mengubah kebiasaan buruk ini.
Lihat AsliBalas0
CoffeeNFTs
· 12-09 05:47
Menambah posisi itu seperti jebakan, orang yang tidak punya rencana hanya bisa terus jatuh ke bawah.
Lihat AsliBalas0
GamefiEscapeArtist
· 12-09 05:40
Menambah posisi benar-benar sebuah seni, kebanyakan orang justru gagal di sini.
Lihat AsliBalas0
DegenDreamer
· 12-09 05:40
Sungguh, menambah posisi itu sama saja seperti aksi bunuh diri, yang tidak pasang stop loss pasti jadi korban.
Lihat AsliBalas0
AirdropHustler
· 12-09 05:40
Serius, menambah posisi paling mudah membuat diri sendiri terjebak.
Banyak orang mengira trading itu cuma soal klik-klik tombol—buka posisi, tunggu naik lalu jual, kalau turun tinggal tambah modal, seolah-olah dengan begitu pasti untung?
Sadarlah.
Menambah posisi (averaging down/up) itu sama sekali bukan cuma soal “turun ya tambah”. Kamu harus tahu kapan menambah, seberapa banyak, dan kenapa menambah. Asal tambah tanpa perhitungan, cuma akan makin menjerat diri sendiri—baik posisi long maupun short, ujung-ujungnya sama: makin ditambah, makin terjebak, akhirnya posisi jadi terlalu berat sampai tak bisa bergerak.
Sudah terlalu sering lihat orang menatap grafik K-line, dalam hati bilang “turun sedikit lagi gue tambah”, akhirnya tambah terus sampai margin call. Ini bukan trading, ini cuma lempar koin tebak kepala atau ekor, untung rugi semua tergantung hoki.
Menambah posisi tanpa dasar logika, pada dasarnya hanya berjudi. Sementara para trader yang benar-benar bisa bertahan, sama sekali tidak mengandalkan keberuntungan, melainkan penguasaan ritme pasar dan disiplin yang ketat. Itulah kenapa, ada beberapa strategi yang kelihatannya mudah dipahami, tapi tidak mudah ditiru—karena pola pikir dan logika manajemen risikonya, tidak tampak di permukaan.