Sebuah reality show yang sepenuhnya dikendalikan AI baru saja diluncurkan, dan jujur saja? Ini benar-benar terasa seperti Hunger Games. Ini adalah eksperimen pertama di dunia di mana kecerdasan buatan menjalankan seluruh produksi – tanpa sutradara manusia, tanpa tim editing tradisional, hanya kisah yang sepenuhnya dikendalikan algoritma.
Konsepnya terdengar gila: AI menentukan tantangan, memantau peserta, bahkan membentuk alur cerita secara real-time. Bayangkan algoritma yang berperan sebagai “tuhan” bagi para peserta manusia sungguhan. Apakah ini menandai lompatan besar dalam teknologi hiburan atau justru masuk ke ranah distopia masih jadi perdebatan. Tapi satu hal yang pasti – batas antara spekulasi fiksi ilmiah dan kenyataan kini semakin kabur.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
NFTArchaeologist
· 8jam yang lalu
Manusia menjadi mainan AI
Lihat AsliBalas0
MetaMisery
· 8jam yang lalu
Mainkan reality show sebesar ini
Lihat AsliBalas0
governance_lurker
· 12-09 01:06
Saya benci kendali siber
Lihat AsliBalas0
CryptoCross-TalkClub
· 12-08 17:07
Lagi-lagi ada cara baru untuk para investor ritel
Lihat AsliBalas0
TopBuyerBottomSeller
· 12-08 17:07
Main reality show atau hati manusia memang penuh tipu daya
Sebuah reality show yang sepenuhnya dikendalikan AI baru saja diluncurkan, dan jujur saja? Ini benar-benar terasa seperti Hunger Games. Ini adalah eksperimen pertama di dunia di mana kecerdasan buatan menjalankan seluruh produksi – tanpa sutradara manusia, tanpa tim editing tradisional, hanya kisah yang sepenuhnya dikendalikan algoritma.
Konsepnya terdengar gila: AI menentukan tantangan, memantau peserta, bahkan membentuk alur cerita secara real-time. Bayangkan algoritma yang berperan sebagai “tuhan” bagi para peserta manusia sungguhan. Apakah ini menandai lompatan besar dalam teknologi hiburan atau justru masuk ke ranah distopia masih jadi perdebatan. Tapi satu hal yang pasti – batas antara spekulasi fiksi ilmiah dan kenyataan kini semakin kabur.