Akhir-akhir ini saya sering menggunakan Figma untuk desain, dan semakin lama saya pakai, semakin saya merasa alat ini memang luar biasa. Pagi ini saya menemukan sebuah tulisan panjang dari pendirinya, Dylan Field, dan setelah membacanya, saya cukup terinspirasi sehingga menuliskan beberapa catatan.
Dia menulis sebuah ulasan setelah IPO, inti utamanya adalah bagaimana Figma bisa menjadi platform desain yang berkelas lewat budaya tim yang unik, pengembangan beberapa lini produk, dan integrasi AI yang mendalam. Dalam artikelnya, dia juga memprediksi dampak AI terhadap alat desain, dengan sudut pandang yang cukup unik.
Hal yang paling saya rasakan setelah membaca adalah: produk yang bagus bukan sekadar menumpuk fitur, tapi harus ada penilaian nilai yang jelas dan visi jangka panjang di baliknya. Terutama dalam hal AI, bukan sekadar menambah chatbot saja, tapi betul-betul terintegrasi dalam alur kerja. Pola pikir seperti ini berlaku di bidang mana pun.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SelfMadeRuggee
· 9jam yang lalu
Figma kali ini benar-benar paham cara bermainnya, tidak seperti beberapa alat lain yang asal-asalan memasukkan fitur AI, akhirnya pengalaman pengguna malah jadi buruk.
Punya gengsi saja tidak cukup, yang penting benar-benar nyaman digunakan.
Lihat AsliBalas0
SatoshiChallenger
· 9jam yang lalu
Menarik, satu lagi cerita "kami bukan sekadar menumpuk fitur" [sarkasme dingin]
Data menunjukkan tingkat churn Figma per tahun sebenarnya cukup stabil, tapi narasi seperti ini memang selalu diceritakan setiap kali perusahaan besar IPO. Ujian sebenarnya masih ada di depan, kita lihat saja apakah AI benar-benar bisa dikonversi menjadi data pertumbuhan dalam setengah tahun ke depan.
Ironisnya, pada akhirnya tetap saja harus mengandalkan keterikatan alur kerja, tak peduli sejelas apa pun penilaian nilai yang kamu punya.
Logika seperti ini sudah terlalu sering saya dengar di Web3... lalu hasilnya?
Lihat AsliBalas0
BugBountyHunter
· 9jam yang lalu
Sudah saya bilang, hal paling cerdik dari Figma adalah mereka tidak menganggap dirinya sekadar alat, tapi membangun ekosistem platform. Saya juga sudah baca tulisan Dylan itu, jujur saja integrasi AI dalam alur kerja mereka memang ada isinya, tidak seperti beberapa produk lain yang AI-nya cuma jadi gimmick.
Lihat AsliBalas0
FlashLoanKing
· 9jam yang lalu
Figma kali ini memang menang di filosofi produk, bukan sekadar menumpuk fitur, saya setuju dengan hal ini. Tapi Dylan menulis ulasan panjang soal ini... agak terasa seperti sedang membuka jalan bagi para penerus, orang pintar pasti paham trik ini.
Lihat AsliBalas0
QuorumVoter
· 9jam yang lalu
Langkah Figma kali ini memang luar biasa, bukan cuma sekadar menambah fitur secara asal.
Sudah paham sekarang, kuncinya tetap harus punya ide.
Soal AI, memang banyak yang cuma tempel chatbot lalu berani klaim sebagai upgrade, di mana-mana seperti itu. Cara Figma yang mengintegrasikan ke dalam workflow baru benar.
Prinsip jangka panjang jadi semakin langka di era serba instan ini.
Tulisan Dylan kali ini memang berbobot, layak untuk dicermati.
Lihat AsliBalas0
PonziDetector
· 9jam yang lalu
Sejujurnya, integrasi AI di Figma kali ini memang berbeda, bukan sekadar integrasi yang kaku, tapi benar-benar tersemat di dalamnya. Dalam hal ini, Figma jauh lebih unggul dibandingkan beberapa produk lain yang hanya menambahkan AI demi AI itu sendiri.
Akhir-akhir ini saya sering menggunakan Figma untuk desain, dan semakin lama saya pakai, semakin saya merasa alat ini memang luar biasa. Pagi ini saya menemukan sebuah tulisan panjang dari pendirinya, Dylan Field, dan setelah membacanya, saya cukup terinspirasi sehingga menuliskan beberapa catatan.
Dia menulis sebuah ulasan setelah IPO, inti utamanya adalah bagaimana Figma bisa menjadi platform desain yang berkelas lewat budaya tim yang unik, pengembangan beberapa lini produk, dan integrasi AI yang mendalam. Dalam artikelnya, dia juga memprediksi dampak AI terhadap alat desain, dengan sudut pandang yang cukup unik.
Hal yang paling saya rasakan setelah membaca adalah: produk yang bagus bukan sekadar menumpuk fitur, tapi harus ada penilaian nilai yang jelas dan visi jangka panjang di baliknya. Terutama dalam hal AI, bukan sekadar menambah chatbot saja, tapi betul-betul terintegrasi dalam alur kerja. Pola pikir seperti ini berlaku di bidang mana pun.