Karya terbaru Tyler Hobbs "From Noise" baru saja dipamerkan di Art Basel. Karya ini mengeksplorasi sesuatu yang menarik: bisakah gestur manusia bertahan saat diterjemahkan ke dalam kode? Dia pada dasarnya mengambil naluri melukis, menjalankannya melalui ribuan iterasi algoritma, dan melihat apakah spontanitas bisa ada dalam kerangka komputasi yang kaku. Ketegangan antara ekspresi organik dan logika sistematis inilah yang membuat seni generatif begitu menarik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
CryingOldWallet
· 21jam yang lalu
Apakah algoritma bisa mempertahankan rasa sentuhan, menurut saya ini sebenarnya tidak ada jawabannya, yang jelas tetap terlihat cukup mengesankan.
Lihat AsliBalas0
MentalWealthHarvester
· 12-08 02:52
Sejujurnya, dari noise ke seni, bukankah ini adalah masalah utama dari seni Web3? Apakah jiwa manusia masih bisa dikodekan?
Lihat AsliBalas0
BearMarketBro
· 12-08 02:41
Dari kebisingan menjadi kode, apakah intuisi masih hidup? Inilah seharusnya bentuk seni web3.
Lihat AsliBalas0
PretendingToReadDocs
· 12-08 02:34
Bisakah algoritma meniru intuisi? Ini memang sebuah pertanyaan... Tapi gaya Tyler Hobbs memang luar biasa.
Karya terbaru Tyler Hobbs "From Noise" baru saja dipamerkan di Art Basel. Karya ini mengeksplorasi sesuatu yang menarik: bisakah gestur manusia bertahan saat diterjemahkan ke dalam kode? Dia pada dasarnya mengambil naluri melukis, menjalankannya melalui ribuan iterasi algoritma, dan melihat apakah spontanitas bisa ada dalam kerangka komputasi yang kaku. Ketegangan antara ekspresi organik dan logika sistematis inilah yang membuat seni generatif begitu menarik.