Sebuah penyedia cloud besar mengalami gangguan layanan singkat namun berdampak signifikan sebelumnya, menyebabkan efek domino di berbagai platform populer seperti Zoom, LinkedIn, dan bahkan Fortnite. Pengguna di seluruh dunia mendapati diri mereka sementara terkunci keluar—sebuah pengingat nyata betapa infrastruktur terpusat bisa menjadi titik kegagalan tunggal.
Saham perusahaan tersebut mengalami penurunan dalam perdagangan pra-pasar setelah insiden tersebut. Meskipun pemadaman hanya berlangsung dalam waktu singkat, itu sudah cukup untuk mengganggu jutaan pengguna yang mengandalkan layanan ini untuk bekerja, berkomunikasi, dan hiburan. Insinyur jaringan bergegas memulihkan fungsionalitas saat media sosial dipenuhi keluhan frustrasi.
Kejadian seperti ini selalu memicu perdebatan yang sama: Ketika begitu banyak bagian internet bergantung pada segelintir penyedia besar, apa yang terjadi jika salah satunya tergelincir? Gangguan ini memang tidak bersifat katastrofik, namun mengungkapkan kerentanan yang memang melekat pada sistem terpusat. Bagi mereka yang memperhatikan alternatif infrastruktur terdesentralisasi, momen seperti ini terasa seperti pembenaran.
Layanan kini sudah kembali online, dan kemungkinan harga saham akan pulih. Namun pertanyaan yang lebih besar masih menggantung—seberapa tangguh tulang punggung digital kita ketika infrastruktur kritis terkonsentrasi di tangan segelintir pihak?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
fren.eth
· 12-05 11:53
Datang lagi, setiap kali ada pemadaman listrik besar pasti ada yang keluar dan bicara soal desentralisasi. Memang benar sih, tapi benar-benar ada yang pakai nggak? Saya tetap harus pakai Zoom buat rapat kok.
Lihat AsliBalas0
GateUser-afe07a92
· 12-05 11:49
Terjadi lagi pemadaman besar, kali ini dampaknya lebih luas, Zoom, LinkedIn, Fortnite semuanya kena, rasanya titik lemah internet memang cuma segitu.
Sentralisasi memang bermasalah, begitu beberapa raksasa bermasalah, seluruh dunia ikut terdampak, inilah masalah yang sudah lama dibahas oleh blockchain.
Dulu saat bicara soal desentralisasi tidak ada yang mau dengar, sekarang baru mulai refleksi... agak terlambat, ya.
Lihat AsliBalas0
GasFeeCry
· 12-05 11:49
Nggak bohong, downtime kali ini benar-benar seperti tamparan untuk semua orang. Satu provider crash, seluruh internet ikut goyang... Inilah harga dari sentralisasi.
Lihat AsliBalas0
ChainChef
· 12-05 11:39
Jujur saja, gangguan ini terasa berbeda... satu penyedia cloud mengalami down dan tiba-tiba setengah resep internet langsung ambruk. Inilah yang terjadi ketika semua bahan dicampur dalam satu mangkuk—satu adonan buruk bisa menghancurkan semuanya. Protokol DeFi sedang tertawa sekarang sementara dapur terpusat masih sibuk membersihkan kekacauan.
Lihat AsliBalas0
gaslight_gasfeez
· 12-05 11:35
Nggak bohong, inilah kenapa gue selalu bilang infrastruktur terpusat itu kayak bom waktu... satu raksasa bersin, seluruh jaringan langsung kena dampaknya.
Lihat AsliBalas0
NFTregretter
· 12-05 11:29
Datang lagi, setiap kali selalu seperti ini, begitu para "bapak" terpusat bermasalah, seluruh jaringan ikut jadi korban.
Kali ini untungnya cuma setengah jam, kalau tidak mungkin sudah ada yang lompat dari gedung.
Sebuah penyedia cloud besar mengalami gangguan layanan singkat namun berdampak signifikan sebelumnya, menyebabkan efek domino di berbagai platform populer seperti Zoom, LinkedIn, dan bahkan Fortnite. Pengguna di seluruh dunia mendapati diri mereka sementara terkunci keluar—sebuah pengingat nyata betapa infrastruktur terpusat bisa menjadi titik kegagalan tunggal.
Saham perusahaan tersebut mengalami penurunan dalam perdagangan pra-pasar setelah insiden tersebut. Meskipun pemadaman hanya berlangsung dalam waktu singkat, itu sudah cukup untuk mengganggu jutaan pengguna yang mengandalkan layanan ini untuk bekerja, berkomunikasi, dan hiburan. Insinyur jaringan bergegas memulihkan fungsionalitas saat media sosial dipenuhi keluhan frustrasi.
Kejadian seperti ini selalu memicu perdebatan yang sama: Ketika begitu banyak bagian internet bergantung pada segelintir penyedia besar, apa yang terjadi jika salah satunya tergelincir? Gangguan ini memang tidak bersifat katastrofik, namun mengungkapkan kerentanan yang memang melekat pada sistem terpusat. Bagi mereka yang memperhatikan alternatif infrastruktur terdesentralisasi, momen seperti ini terasa seperti pembenaran.
Layanan kini sudah kembali online, dan kemungkinan harga saham akan pulih. Namun pertanyaan yang lebih besar masih menggantung—seberapa tangguh tulang punggung digital kita ketika infrastruktur kritis terkonsentrasi di tangan segelintir pihak?