#数字货币市场洞察 Berapa kali leverage yang sebaiknya dipakai di kontrak perpetual? Kebanyakan orang justru salah cara
$CITY $1000LUNC $XNY
Kotak pesan pribadi kembali meledak, setiap hari setidaknya sepuluh orang tanya pertanyaan yang sama: Berapa leverage perpetual yang pas? Pertanyaan ini sudah saya dengar sejak 2018, ditanya saat bull market, ditanya juga saat bear market. Pemula kena jebakan, pemain lama pun tetap bisa rugi.
Saya mau bicara terus terang—leverage itu bukan mesin ATM, tapi pedang bermata dua. Kalau digunakan benar bisa meraup untung, kalau salah langsung berdarah.
Penawaran terbesar dari kontrak perpetual adalah 'tidak ada tanggal jatuh tempo'. Selama tidak kena likuidasi, bisa pegang posisi tanpa batas, kedengarannya indah kan? Tapi kebebasan ini justru jebakan terbesar.
Kapan saja bisa ubah posisi, saat untung ingin tambah modal, saat rugi mau tetap bertahan. Begitu leverage dinaikkan, ilusi keuntungan berlipat langsung menguasai otak, risikonya sudah dilupakan entah ke mana.
Beberapa hari lalu ada trader bilang ke saya dia biasa pasang 30 sampai 50 kali. Saya tanya kenapa nggak langsung 100 kali? Dia jawab, 'Itu terlalu cepat meledak, belum sempat reaksi sudah habis.' Saya langsung tertawa waktu itu.
Inti dari leverage itu seperti berjalan di atas tali. 50 kali itu kematian perlahan, 100 kali itu mati mendadak. Bedanya cuma ada berapa detik waktu pasar kasih kesempatan untuk lari.
Ambil contoh BTC: leverage 30 kali tidak tahan fluktuasi 16 poin, 50 kali cuma kuat 10 poin, 100 kali langsung ciut jadi 5 poin. 1 kali leverage stabil seperti anjing tua tapi untungnya sangat lambat; 100 kali ganas seperti harimau, tapi tanpa cut loss dan disiplin, akun bisa nol dalam sekejap.
Yang benar-benar bikin kamu kena likuidasi bukan sekadar leverage besar, tapi nambah posisi tanpa perhitungan dan margin habis. Modal ratusan USDT mau kejar untung puluhan ribu USDT, sedikit saja pasar goyang langsung terlikuidasi.
Yang paling ironis bukan salah arah, tapi sudah benar prediksi tren, malah karena leverage terlalu tinggi, sekali koreksi normal langsung keluar pasar, lalu cuma bisa lihat harga bergerak sesuai prediksi kamu.
Ingat kalimat ini: yang paling berbahaya di perpetual bukan leverage tinggi, tapi akun tanpa ruang buffer. Margin harus cukup tahan fluktuasi harga yang wajar, ini syarat hidup paling dasar.
Tiga aturan besi yang wajib diingat:
Pertama, selalu pakai mode isolated margin. Mode cross margin itu sama saja semua harta kamu diikat di satu tong mesiu, siap meledak bareng.
Kedua, stop loss harus ditetapkan dari awal. Begitu kamu mulai bertahan di posisi, hitung mundur likuidasi sudah mulai.
Ketiga, jangan serakah soal target profit. Modal 5000 USDT, setiap hari stabil untung 50 sampai 100 USDT, pakai compounding jauh lebih nikmat daripada judi all-in sekali.
Leverage bukan memperbesar tren pasar, tapi memperbesar sifat serakah dan kurangnya disiplin kamu.
Posisi 100 kali leverage yang punya risk management, jauh lebih aman dari posisi 5 kali leverage tanpa kendali.
Perpetual bukan adu nyali, tapi adu siapa yang bertahan paling lama. Hanya yang bertahan sampai akhir yang berhak tertawa saat keluar pasar.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
23 Suka
Hadiah
23
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
BankruptcyArtist
· 3jam yang lalu
Apa yang kamu katakan memang benar, tapi kenyataannya kebanyakan orang memang tidak bisa melakukannya, meskipun sudah menganalisa dengan benar tetap saja kena cut loss.
Lihat AsliBalas0
FancyResearchLab
· 12-05 08:41
Lagi-lagi masalah klise ini... Secara teori seharusnya bisa, tapi dalam praktiknya malah sering bikin lubang sendiri di kontrak. Saya coba dulu deh smart pit ini, toh nilai akademisnya MAX, nilai praktisnya MIN. Kalau sudah paham, lain kali kalau kena likuidasi lagi saya bisa jatuh ke lantai sambil tertawa.
Lihat AsliBalas0
BrokenRugs
· 12-05 08:41
Benar sekali, memang pada akhirnya mereka yang all-in itu tidak ada yang bertahan.
Lihat AsliBalas0
NullWhisperer
· 12-05 08:27
yah, margin call itu terasa beda ketika kamu sadar itu sebenarnya cuma sandiwara manajemen risiko. orang lihat 100x dan pikir itu leverage, padahal secara teknis itu cuma menyakiti diri sendiri secara finansial dengan langkah tambahan.
Lihat AsliBalas0
MetaMasked
· 12-05 08:27
Setelah melihat cukup lama, intinya adalah bisa kehilangan segalanya, jadi lebih baik serius melakukan cut loss daripada menggunakan leverage berkali-kali.
#数字货币市场洞察 Berapa kali leverage yang sebaiknya dipakai di kontrak perpetual? Kebanyakan orang justru salah cara
$CITY $1000LUNC $XNY
Kotak pesan pribadi kembali meledak, setiap hari setidaknya sepuluh orang tanya pertanyaan yang sama: Berapa leverage perpetual yang pas? Pertanyaan ini sudah saya dengar sejak 2018, ditanya saat bull market, ditanya juga saat bear market. Pemula kena jebakan, pemain lama pun tetap bisa rugi.
Saya mau bicara terus terang—leverage itu bukan mesin ATM, tapi pedang bermata dua. Kalau digunakan benar bisa meraup untung, kalau salah langsung berdarah.
Penawaran terbesar dari kontrak perpetual adalah 'tidak ada tanggal jatuh tempo'. Selama tidak kena likuidasi, bisa pegang posisi tanpa batas, kedengarannya indah kan? Tapi kebebasan ini justru jebakan terbesar.
Kapan saja bisa ubah posisi, saat untung ingin tambah modal, saat rugi mau tetap bertahan. Begitu leverage dinaikkan, ilusi keuntungan berlipat langsung menguasai otak, risikonya sudah dilupakan entah ke mana.
Beberapa hari lalu ada trader bilang ke saya dia biasa pasang 30 sampai 50 kali. Saya tanya kenapa nggak langsung 100 kali? Dia jawab, 'Itu terlalu cepat meledak, belum sempat reaksi sudah habis.' Saya langsung tertawa waktu itu.
Inti dari leverage itu seperti berjalan di atas tali. 50 kali itu kematian perlahan, 100 kali itu mati mendadak. Bedanya cuma ada berapa detik waktu pasar kasih kesempatan untuk lari.
Ambil contoh BTC: leverage 30 kali tidak tahan fluktuasi 16 poin, 50 kali cuma kuat 10 poin, 100 kali langsung ciut jadi 5 poin. 1 kali leverage stabil seperti anjing tua tapi untungnya sangat lambat; 100 kali ganas seperti harimau, tapi tanpa cut loss dan disiplin, akun bisa nol dalam sekejap.
Yang benar-benar bikin kamu kena likuidasi bukan sekadar leverage besar, tapi nambah posisi tanpa perhitungan dan margin habis. Modal ratusan USDT mau kejar untung puluhan ribu USDT, sedikit saja pasar goyang langsung terlikuidasi.
Yang paling ironis bukan salah arah, tapi sudah benar prediksi tren, malah karena leverage terlalu tinggi, sekali koreksi normal langsung keluar pasar, lalu cuma bisa lihat harga bergerak sesuai prediksi kamu.
Ingat kalimat ini: yang paling berbahaya di perpetual bukan leverage tinggi, tapi akun tanpa ruang buffer. Margin harus cukup tahan fluktuasi harga yang wajar, ini syarat hidup paling dasar.
Tiga aturan besi yang wajib diingat:
Pertama, selalu pakai mode isolated margin. Mode cross margin itu sama saja semua harta kamu diikat di satu tong mesiu, siap meledak bareng.
Kedua, stop loss harus ditetapkan dari awal. Begitu kamu mulai bertahan di posisi, hitung mundur likuidasi sudah mulai.
Ketiga, jangan serakah soal target profit. Modal 5000 USDT, setiap hari stabil untung 50 sampai 100 USDT, pakai compounding jauh lebih nikmat daripada judi all-in sekali.
Leverage bukan memperbesar tren pasar, tapi memperbesar sifat serakah dan kurangnya disiplin kamu.
Posisi 100 kali leverage yang punya risk management, jauh lebih aman dari posisi 5 kali leverage tanpa kendali.
Perpetual bukan adu nyali, tapi adu siapa yang bertahan paling lama. Hanya yang bertahan sampai akhir yang berhak tertawa saat keluar pasar.