Baru-baru ini pasar kripto diguncang oleh kabar besar—laporan terbaru dari JPMorgan secara gamblang membahas kesulitan yang dihadapi para penambang Bitcoin. Biaya listrik melonjak, penambang dengan biaya tinggi tak sanggup menahan tekanan dan mulai menjual aset, efek domino ini sedang mengguncang seluruh pasar.

**Krisis kelangsungan hidup penambang sudah di depan mata**

Apa itu tekanan jual dari penambang berbiaya tinggi? Sederhananya: saat ini sebagian penambang Bitcoin sudah tidak lagi menguntungkan. Dulu menambang bisa menghasilkan untung besar, sekarang harga listrik meroket sementara harga koin stagnan di level rendah, banyak penambang yang setiap menambang satu koin justru merugi. Data laporan JPMorgan menunjukkan, saat ini harga Bitcoin sudah di bawah biaya produksi sebagian penambang, jika mereka terus menambang, kerugiannya akan semakin besar. Maka, demi mengumpulkan dana dan menjaga operasional, para penambang ini terpaksa menjual koin untuk meminimalisir kerugian.

Yang lebih krusial, JPMorgan telah menurunkan patokan "biaya produksi" Bitcoin dari 94.000 dolar AS menjadi 90.000 dolar AS. Apa artinya? Selama harga koin belum bertahan di atas 90.000 dolar AS, produksi penambang sama saja dengan membakar modal, tekanan jual di pasar tentu tidak akan reda dengan mudah.

**Penurunan hash rate dan tekanan dari pemain besar, dua sisi tekanan menyelimuti**

Di satu sisi, hash rate penambangan global sedang mengalami koreksi. China sudah lama melarang penambangan individu, di luar negeri pun tambang dengan biaya listrik tinggi mulai banyak yang tutup. Banyak mesin penambang yang berhenti beroperasi berarti semakin banyak Bitcoin yang mengalir dari penambang ke pasar, tekanan dari sisi suplai meningkat, harga pun tertekan.

Di sisi lain, pergerakan kepemilikan institusi besar seperti Strategy juga menjadi perhatian. Meski mereka belum melakukan penjualan besar-besaran, ini ibarat pedang yang menggantung di atas kepala, begitu pemain besar kehilangan kepercayaan dan mulai menjual, investor ritel jelas tak sanggup menahan tekanan jual sebesar itu.

**Apa yang sebaiknya dilakukan investor biasa sekarang?**

Tetap tenang, jangan buru-buru beli di harga bawah. Saat ini pasar masih ditekan oleh aksi jual penambang, masuk secara membabi buta berisiko terjebak di harga tinggi. Terutama bagi yang sudah punya posisi besar, sebaiknya pertimbangkan untuk mengurangi portofolio dan menghindari risiko, jangan memaksakan bertahan sampai akhirnya terjebak dalam kerugian besar.

Pantau dua sinyal kunci: Pertama, kapan harga listrik mulai turun? Jika biaya penambang turun, tekanan jual juga akan berkurang. Kedua, kapan harga Bitcoin bisa kembali ke atas 90.000 dolar AS? Begitu harga koin bertahan di atas garis biaya produksi, penambang tak lagi merugi dan tekanan jual akan mereda. Jika dua sinyal ini muncul bersamaan, mungkin itulah saat yang lebih tepat untuk masuk.

Volatilitas pasar adalah hal biasa, yang bisa bertahan hanyalah mereka yang memahami situasi, sabar menunggu peluang, dan mengambil keputusan dengan tepat.