NEAR Protocol saat ini mengalami volatilitas harga tinggi yang mencerminkan dinamika pasar kripto secara umum dan sentimen investor. Kisaran perdagangan jangka pendek antara Rp1,76 hingga Rp1,87 menjadi koridor valuasi yang tertekan, sementara proyeksi jangka panjang menunjukkan potensi apresiasi signifikan hingga Rp5,07 sampai Rp12,63.
| Proyeksi Harga | Kisaran | Periode |
|---|---|---|
| Jangka Pendek | Rp1,76 - Rp1,87 | Pasar Saat Ini |
| Jangka Panjang | Rp5,07 - Rp12,63 | Horizon Ekstensi |
Pola volatilitas ini dipengaruhi beragam faktor dalam ekosistem blockchain. Data historis mencatat fluktuasi harga NEAR, dengan penurunan 6,24% dalam 24 jam dan depresiasi tahunan sebesar 76,64%, menandakan tantangan pasar aset kripto. Namun, tren pemulihan pada periode September–November menunjukkan ketahanan mendasar, di mana harga sempat menyentuh Rp3,33 sebelum koreksi lanjutan.
Analis pasar menekankan pentingnya kesiapan menghadapi volatilitas, tetap fokus pada proyek berkualitas, dan memonitor tren likuiditas. Infrastruktur skalabilitas NEAR mendukung aplikasi terdesentralisasi di perangkat mobile dengan kapasitas hingga 100.000 transaksi per detik, memperkuat posisinya untuk pengakuan nilai jangka panjang. Perbedaan antara konsolidasi jangka pendek dan apresiasi jangka panjang merefleksikan kepercayaan pada fondasi teknologi protokol, meski tekanan pasar jangka pendek tetap ada.
Sejak peluncurannya, NEAR Protocol memperlihatkan volatilitas harga tajam. Token ini debut di Rp0,0375 pada 2020 dan mencapai rekor Rp20,44 pada 17 Januari 2022, menghasilkan kenaikan luar biasa hingga 545x. Namun, koreksi besar terjadi, di mana penutupan 2023 di Rp3,65 dan penurunan ke Rp1,745 pada Desember 2025 menandai penurunan 76,64% dalam satu tahun terakhir.
| Periode | Harga | Perubahan |
|---|---|---|
| Peluncuran (2020) | Rp0,0375 | - |
| ATH (Jan 2022) | Rp20,44 | +545x |
| Penutupan 2023 | Rp3,65 | -82,15% dari ATH |
| Saat Ini (Des 2025) | Rp1,745 | -91,47% dari ATH |
Analisis teknikal mengidentifikasi level support dan resistance penting bagi trader yang menavigasi pasar NEAR. Zona support utama berada di sekitar Rp1,726, dengan resistance pertama di Rp1,87530. Level resistance berikutnya ada di Rp1,96182 dan Rp2,02462, menjadi ambang teknis yang perlu diperhatikan. Volume perdagangan 24 jam sekitar Rp1,33 juta menandakan likuiditas moderat. Pergerakan harga terbaru memperlihatkan volatilitas tinggi, dengan NEAR bergerak antara Rp1,747 hingga Rp1,900 dalam sesi terakhir, mencerminkan ketidakpastian pasar dan konsolidasi dalam zona teknikal yang telah terbentuk.
NEAR memiliki korelasi kuat dengan Bitcoin dan Ethereum, menggambarkan keterkaitan antar pasar kripto. Analisis data 2024–2025 menunjukkan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,65 dengan BTC dan ETH, menandakan hubungan positif sedang di mana pergerakan harga cenderung sejalan dengan kedua aset utama tersebut.
| Kriptokurensi | Korelasi Pearson | Hubungan Volatilitas | Pengaruh Pasar |
|---|---|---|---|
| Bitcoin (BTC) | 0,65 | Pemantauan harga yang kuat | Pendorong utama pasar |
| Ethereum (ETH) | 0,65 | 1,22x lebih volatil dibanding ETH | Pengaruh sekunder |
Korelasi 30 hari berjalan antara NEAR dan BTC sering melampaui 70%, memperlihatkan sinergi tinggi terutama saat pasar bergejolak. Korelasi NEAR dengan Ethereum lebih dinamis, dipengaruhi aliran ETF institusional dan perubahan sentimen pasar. Ketika Bitcoin bergerak tajam, NEAR cenderung mengikuti arah yang sama dengan volatilitas lebih besar. Pola ini menegaskan NEAR sebagai altcoin dalam ekosistem kripto, di mana sentimen terhadap aset utama berpengaruh besar pada kapitalisasi kecil. Adopsi institusional dan faktor makroekonomi yang memengaruhi Bitcoin dan Ethereum turut membentuk penemuan harga NEAR, menjadikan analisis korelasi kunci dalam pengelolaan portofolio dan penilaian risiko.
Volatilitas harga NEAR menuju 2030 dipengaruhi beragam faktor yang saling terhubung pada aspek makroekonomi, regulasi, dan spesifik jaringan. Tekanan makroekonomi menjadi pendorong utama, di mana kebijakan moneter Federal Reserve dan dinamika inflasi berdampak langsung pada valuasi aset kripto. Studi menunjukkan investor institusional aktif mengubah alokasi portofolio di masa ketidakpastian kebijakan, sehingga tercipta pola volatilitas khas pasar aset digital. Misalnya, volume perdagangan di platform utama melonjak 42% dalam empat jam pasca rilis data inflasi terbaru, mengilustrasikan sensitivitas pasar kripto terhadap data makroekonomi.
Kejelasan regulasi berperan besar pada stabilitas NEAR hingga 2030. Perkembangan legislasi seperti GENIUS Act memicu optimisme regulasi, meski ketidakpastian tetap ada. Fundamental tokenomics — mulai dari dinamika suplai, imbal hasil staking, hingga insentif validator — menentukan pola likuiditas dan efisiensi jaringan. Suplai beredar NEAR saat ini sebanyak 1,28 miliar token dan partisipasi validator memastikan mekanisme penemuan harga tetap aktif.
Percepatan adopsi jaringan dan kompetisi Layer 1 menjadi pemicu utama volatilitas. Seiring pertumbuhan ekosistem dan protokol pesaing merebut pangsa pasar, fluktuasi harga akan berkorelasi dengan pencapaian adopsi dan posisi kompetitif. Interaksi arus modal institusional, regulasi, dan adopsi protokol akan menentukan apakah NEAR mengalami penemuan harga berkelanjutan atau volatilitas berlanjut sepanjang dekade.
NEAR berpotensi mencapai Rp100, namun diperlukan pertumbuhan pasar dan adopsi yang sangat besar. Proyeksi saat ini menilai hal itu tidak realistis dalam waktu dekat tanpa terobosan besar atau adopsi blockchain secara luas.
Near coin adalah token asli dari Near Protocol yang digunakan untuk transaksi dan operasional di jaringan. Token ini sangat penting bagi ekosistem dan dapat digunakan di aplikasi terdesentralisasi.
Near coin diprediksi naik 38% pada Desember 2025 berkat dukungan kuat dan ekosistem yang tumbuh. Likuiditasnya juga semakin baik. Prospeknya sangat menjanjikan.
Solana secara umum lebih unggul dari NEAR dalam hal fitur dan diperkirakan tetap memimpin. Konsensus industri saat ini lebih memilih Solana dibanding NEAR.
Bagikan
Konten