Keputusan kebijakan moneter Federal Reserve sepanjang 2025 secara mendasar mengubah dinamika pasar kripto, baik melalui penyesuaian suku bunga secara langsung maupun mekanisme kepercayaan secara tidak langsung. Pada Oktober 2025, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sehingga federal funds rate turun menjadi 3,75%–4,00%. Langkah ini segera memicu lonjakan aktivitas spekulatif di pasar aset digital.
| Tindakan Kebijakan | Respons Pasar | Rentang Waktu |
|---|---|---|
| Pemangkasan Suku Bunga Fed (Oktober 2025) | Arus masuk institusional melalui spot ETF meningkat | Langsung |
| Kondisi Moneter Lebih Longgar | Selera risiko pada aset pertumbuhan meningkat | Berlangsung |
| Penerapan GENIUS Act | Pasar stablecoin tumbuh dari US$5,2 miliar menjadi US$16 miliar | 2025 |
Data pasar menyoroti karakter ganda dari siklus pelonggaran. Meski dana masuk ETF sebesar US$2 miliar menopang infrastruktur Solana, sektor kripto justru mengalami koreksi menonjol dengan penurunan harga 14% akibat likuidasi leverage. Volatilitas ini menegaskan komunikasi The Fed dapat memicu efek berantai melalui pasar derivatif dan kondisi likuiditas.
Kinerja Dogecoin menjadi contoh nyata hubungan tersebut, di mana harga DOGE mencapai US$0,15 pada awal Desember 2025 setelah bergejolak sepanjang siklus kebijakan. Pergerakan harga ini sangat terpengaruh ekspektasi suku bunga dan rilis data makroekonomi, khususnya pengumuman nonfarm payroll dan tingkat pengangguran yang menandai perubahan arah The Fed.
Pola tersebut menegaskan bahwa kebijakan moneter akomodatif memang menciptakan iklim kondusif bagi aset spekulatif, namun transmisi efeknya tetap sangat volatil dan mudah berubah mengikuti data inflasi maupun komunikasi dari The Fed.
Indikator inflasi kini menjadi penggerak utama korelasi lintas aset di 2025, secara fundamental mengubah hubungan pergerakan kripto seperti DOGE terhadap pasar tradisional. Kebijakan moneter Federal Reserve secara langsung memengaruhi kedua kelas aset ini; penyesuaian suku bunga menimbulkan pola volatilitas yang tersinkron pada saham, obligasi, dan aset digital.
| Kelas Aset | Korelasi dengan DOGE | Faktor Penggerak |
|---|---|---|
| S&P 500 | 56% positif | Sentimen risiko makroekonomi |
| Obligasi Pemerintah AS | Hubungan terbalik | Ekspektasi suku bunga |
| Emas | Korelasi campuran | Permintaan lindung nilai inflasi |
| Indeks USD | Korelasi negatif | Dinamika valuasi mata uang |
DOGE menunjukkan keselarasan variansi harga sekitar 56% dengan indeks saham utama, menandakan sensitivitas yang sama terhadap rilis data inflasi. Saat ekspektasi inflasi naik, imbal hasil obligasi meningkat sekaligus menekan aset berisiko. Inflasi tahunan DOGE sebesar 3-4% akibat suplai juga memperkuat tekanan makroekonomi, karena investor membandingkan inflasi kripto dengan indeks harga riil.
Perbedaan kinerja antara pasar obligasi dan aset kripto di 2025 semakin menegaskan dinamika ini. Instrumen fixed-income tradisional jadi pelarian utama saat risk-off, sementara pasar kripto mengalami arus keluar seiring peralihan investor ke aset aman. Keseimbangan pasar yang rapuh ini sangat bergantung pada arahan kebijakan Federal Reserve dan data inflasi terbaru; setiap rilis CPI berpotensi memicu repricing besar di aset berkorelasi. Memahami korelasi berbasis inflasi ini menjadi kunci pengelolaan portofolio di tengah gejolak makroekonomi.
Pada 2025, pasar keuangan memperlihatkan keterkaitan erat antara aset tradisional dan kripto. Korelasi antara S&P 500, harga emas, dan kripto teratas kini mencapai 65–75%, menandai perubahan mendasar dalam pola pergerakan bersama ketiga pasar tersebut.
| Kelas Aset | Kinerja 2025 | Korelasi dengan Kripto |
|---|---|---|
| S&P 500 | +14,6% | 70%+ |
| Emas | +51% | 65–75% |
| Bitcoin | +33% | Baseline |
Bitcoin dan S&P 500 menunjukkan korelasi paling kuat di antara aset utama, kerap menembus angka 70% selama periode 30 hari. Hubungan yang semakin erat ini membuktikan faktor makroekonomi kini berperan besar dalam valuasi kripto sama halnya seperti pada saham. Setiap kali The Fed memberi sinyal perubahan suku bunga atau muncul kekhawatiran inflasi, kedua pasar bereaksi secara bersamaan.
Pergerakan harga emas turut memperkuat lanskap terintegrasi ini. Dengan lonjakan sebesar 55,58% sepanjang 2025, emas mengungguli Bitcoin, namun pergerakan keduanya tetap berkorelasi tinggi. Para analis menyebut investor kini menempatkan Bitcoin sebagai “emas digital”, sehingga tekanan beli terjadi serentak saat ketidakpastian ekonomi meningkat. Akumulasi emas oleh bank sentral sejalan dengan minat institusi terhadap kripto, membentuk arus safe-haven paralel.
Pola korelasi ini muncul dari pengaruh ekonomi makro yang lebih luas, bukan sekadar dinamika internal kripto. Kini pelaku pasar menilai aset tradisional dan digital dari sudut pandang makroekonomi yang seragam, sementara perkembangan regulasi dan adopsi korporasi memperkuat momentum terintegrasi di ketiga kelas aset tersebut.
Mungkin saja, namun sangat menantang. Dogecoin membutuhkan pertumbuhan signifikan dan kondisi pasar yang mendukung untuk menembus US$1. Walaupun ada analis yang optimistis, peluang ini masih sangat spekulatif dengan mempertimbangkan tren saat ini.
Pada Desember 2025, US$500 setara sekitar 3.290 DOGE, berdasarkan tren dan pergerakan harga terkini.
Berdasarkan tren saat ini, DOGE diprediksi tidak akan mencapai US$10 pada 2025. Proyeksi analis berkisar lebih realistis di angka US$0,80 hingga US$1,10, tergantung kondisi pasar dan peningkatan utilitas.
Berdasarkan tren saat ini, DOGE berpotensi mencapai US$1–US$2 pada 2030. Namun, pasar kripto sangat volatil dan penuh ketidakpastian.
Bagikan
Konten